Rabu, 23 Maret 2016

Perjuangan Hidup Penjual Terang Bulan Jadul



Kadang kita tak pernah tau kemana nasib akan membawa kita, begitupun juga yang dialami oleh salah seorang narasumber yang di wawancarai oleh redaksi sebut saja Bu Wiwi salah seorang pedagang terang bulan yang berada di pinggiran jalan sebelah Universitas Muhammadiyah Surakarta yang menuturkan ceritanya kepada redaksi.
Lika liku hidup Bu Wiwi dimulai ketika pada tahun 2006, suaminya memutuskan untuk memperbaiki nasibnya di pulau kalimantan, Bu Wiwi yang saat itu telah berada cukup nyaman dipuncak kesuksesannya ragu untuk melepaskan kepergian suaminya, namun apa daya keinginan suaminya yang begitu kuat membuatnya tak kuasa membendung hasrat suaminya tersebut. Akhirnya dengan berat hati Bu Wiwi terpaksa melepas kepergian suaminya.
Seiring waktu Bu Wiwi terus menanti kabar dari perantauan suaminya, namun apa daya yang ditunggu tak merasakan kerinduan hati Bu Wiwi kepadanya. Singkat cerita Bu Wiwi di telepon oleh suaminya yang meminta cerai dikarenakan suaminya telah memiliki istri yang baru.  Alangkah terkejutnya hati Bu Wiwi ketika mendengar kabar ini. Perasaan sedih dan strees yang menimpanya seolah merubah segalanya. Menurutnya itulah titik terendah dalam hidupnya, ketika dia harus berpisah dengan suaminya
Cerita terus berlanjut, Bu Wiwi memutuskan untuk pergi merantau ke pulau bali, dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga disana, awalnya memang berjalan dengan baik dan lancar namun semuanya berubah ketika ibu dari bu wiwi mengabarkan padanya perihal anak pertamanya yang enggan untuk melanjutkan sekolah. Hal ini semakin memperburuk keadaan bahkan tak jarang Bu Wiwi harus menderita sakit akibat tekanan batin yang berkepanjangan.
Namun sepertinya tuhan masih sayang terhadap hamba-Nya yang satu ini, takdir mengantarkan Ibu Wiwi untuk melanjutkan cerita hidupnya di kota solo pada tahun 2013. Di kota ini pula beliau dipertemukan dengan orang yang kini telah menjadi suami barunya dan inilah yang sekarang mengantarkannya kepada kehidupan barunya sebagai pedagang terang bulan di pinggiran jalan menuju Universitas Muhammadiyah Surakarta, beliau juga mengungkapkan bahwa walaupun keadaan sekarang tak sebaik keadaanya dahulu namun dia merasa bersyukur karena tuhan masih menyayangi hamba-Nya. Beliau juga berpesan kepada redaksi agar selalu bersyukur terhadap apa yang telah diberikan tuhan kepada kita semua serta selalu mampu mengabil  ibrah darinya.
“Terima Kasih”
By : Penulis dan teman - teman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar