Kadang kita tak pernah tau kemana nasib akan membawa
kita, begitupun juga yang dialami oleh salah seorang narasumber yang di
wawancarai oleh redaksi sebut saja Bu Wiwi salah seorang pedagang terang bulan
yang berada di pinggiran jalan sebelah Universitas Muhammadiyah Surakarta yang
menuturkan ceritanya kepada redaksi.
Lika liku
hidup Bu Wiwi dimulai ketika pada tahun 2006, suaminya memutuskan untuk memperbaiki
nasibnya di pulau kalimantan, Bu Wiwi yang saat itu telah berada cukup nyaman
dipuncak kesuksesannya ragu untuk melepaskan kepergian suaminya, namun apa daya
keinginan suaminya yang begitu kuat membuatnya tak kuasa membendung hasrat
suaminya tersebut. Akhirnya dengan berat hati Bu Wiwi terpaksa melepas
kepergian suaminya.
Seiring
waktu Bu Wiwi terus menanti kabar dari perantauan suaminya, namun apa daya yang
ditunggu tak merasakan kerinduan hati Bu Wiwi kepadanya. Singkat cerita Bu Wiwi
di telepon oleh suaminya yang meminta cerai dikarenakan suaminya telah memiliki
istri yang baru. Alangkah terkejutnya
hati Bu Wiwi ketika mendengar kabar ini. Perasaan sedih dan strees yang
menimpanya seolah merubah segalanya. Menurutnya itulah titik terendah dalam
hidupnya, ketika dia harus berpisah dengan suaminya
Cerita terus
berlanjut, Bu Wiwi memutuskan untuk pergi merantau ke pulau bali, dan bekerja
sebagai pembantu rumah tangga disana, awalnya memang berjalan dengan baik dan
lancar namun semuanya berubah ketika ibu dari bu wiwi mengabarkan padanya
perihal anak pertamanya yang enggan untuk melanjutkan sekolah. Hal ini semakin
memperburuk keadaan bahkan tak jarang Bu Wiwi harus menderita sakit akibat tekanan
batin yang berkepanjangan.
Namun
sepertinya tuhan masih sayang terhadap hamba-Nya yang satu ini, takdir
mengantarkan Ibu Wiwi untuk melanjutkan cerita hidupnya di kota solo pada tahun
2013. Di kota ini pula beliau dipertemukan dengan orang yang kini telah menjadi
suami barunya dan inilah yang sekarang mengantarkannya kepada kehidupan barunya
sebagai pedagang terang bulan di pinggiran jalan menuju Universitas
Muhammadiyah Surakarta, beliau juga mengungkapkan bahwa walaupun keadaan
sekarang tak sebaik keadaanya dahulu namun dia merasa bersyukur karena tuhan
masih menyayangi hamba-Nya. Beliau juga berpesan kepada redaksi agar selalu
bersyukur terhadap apa yang telah diberikan tuhan kepada kita semua serta
selalu mampu mengabil ibrah
darinya.
“Terima Kasih”
By : Penulis dan
teman - teman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar