Selasa, 31 Mei 2016

Filosofi Akar



Akar itu tak pernah kelihatan karena tertutupi oleh tanah. Ya walaupun sebagian ada yang  menonjol keluar, tapi emang mayoritas akar itu selalu berada di dalam tanah dan penulis juga membahas akar yang berada di dalam tanah. Kebanyakan orang hanya memandang pohon itu besar karena batang  atau yang lainnya. Padahal itu semua berkat akar. Pohon yang besar maka akarnya pun pasti lebih besar.
Perjuangan akar tak kenal yang namanya lelah ataupun menyerah, ia akan terus mengejar air dan sari tanah demi berlangsungnya pertumbuhan pohonnya sehingga tak terasa kalau ia telah jauh melintasi tanah dan menjadi sebuah pohon besar dan gagah. Meskipun begitu ia tak merasa tersinggung setiap perkataan orang yang tak menanggapi usahanya tetapi hanya memandang besarnya pohon saja.
Seharusnya pun kita sebagai manusia tak perlu kecewa ketika karyanya tidak diapresiasikan atau hanya diingat bukan karenanya. Ingat kawan!!! Banyak ilmuwan yang telah menemukan suatu hal yang baru, tetapi yang diingat hanya ciptaannya saja. Justru ia akan marah bila namanya tidak agungkan atau dikenang. Rasanya malu sama akar, karena akar itu tak mempunyai akal sedangkan kita sebagai manusia memilik akal. Ia (akar) selalu bergerak di belakang layar tanpa dikenang ataupun diagung-agungkan orang.
Ironisnya. Masih ada orang yang hanya bermain di balik layar, hanya untuk menjaga kelangsungan permainan namun tanpa disadari bahwa ia mengawasi dan memantau perkembangannya. Sebenarnya orang yang berada di balik layar ini sangat bahaya bagi suatu kelompok walau ia bukan di posisi ketua atau wakil karena dari usahanya lah dapat menjalankan suatu rencana yang baik atau buruk. Orang di belakang layar padaumumnya memiliki kepentingan. “Tidak setulus apa yang dirintis akar untuk pertumbuhan pohonnya.”
Dari tulisan di atas sebenarnya penulis ingin memberitahukan bahwa akar ini dapat menjadi prinsip bagi kalian yang merasa malu untuk tampil di muka umum atau kalian yang merasa tak pernah dianggap walau hasilnya dapat dibilang memuaskan atau sangat memuaskan. Karena “Filosofi Akar” memberikan khazanah cara mencari keredhoan Illahi yang haqiqi.
“Terima Kasih”
By : Penulis